Kamis, 01 Agustus 2019

Kerajaan-Kerajaan Maritim Masa Hindu-Budha di Nusantara

A. Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Nusantara

1. India sebagai asal kebudayaan Hindhu-Budha di Nusantara

Bukti:
- Bahasa : Tulisan Jawa Kuno dan Bali kuno menggunakan dasar-dasar aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari Kalingga dan Merkara yang berlokasi di India Selatan.
- Arsitektur Candi : Berakar/ berasal pada candi di India
- Politik : Terdapat doktrin dalam Hindu-Budha kepercayaan adanya kesejajaran antara makrokosmos  (alam dewa) dan mikrokosmos (alam manusia). Diterapkan dalam aspek pranata kerajaan, susunan pejabat kerajaan, pengaturan fisik tata kota.
- Ekonomi : kegiatan pertanian dengan sistem irigasi dan bentuk mata uang yang digunakan dalam perdagangan mendapat pengaruh dari India 

2. Pengertian dan Budaya Maritim

Maritim berasal dari bahasa Latin, yaitu maritimus/ mare yang artinya "laut". Dalam KKBI maritim memiliki arti 'berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.'
Sejak masa praaksara, masyarakat Nusantara telah memiliki kemampuan berlayar dengan perahu bercadik, seperti yang terlukiskan pada dinding gua di Pulau Kei Kecil (Ohoiderwatun), Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. 
Para penutur budaya Austronesia (masyarakat praaksara Nusantara) dikenal dengan kemampuan berlayarnya, sehingga sejak masa praaksara masyarakat Indonesia adalah pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Tentunya didukung dengan pengetahuan tentang navigasi, pembuatan kapal, arus laut, angin, musim, dan astronomi.
Menurut Brandes (1889) kemampuan masyarakat setempat tersebut lebih dikenal dengan sebutan kearifan lokal. Ada sepuluh kearifan lokal menurut Brandes yaitu:
1. Pertunjukan Wayang
2. Gamelan
3. Seni Batik
4. Pengolahan dan pengecoran logam
5. Mata Uang untuk perdagangan
6. Pelayaran
7. Navigasi
8. Ilmu Falak
9. Pertanian sawah dengan irigasi
10. Sistem Pemerintahan yang teratur

3. Terbentuknya perdagangan "internasional" zaman kuno

Kepualauan Nusantara terletak dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan "internasional" zaman kuno yaitu India dan Tiongkok. Selat Malaka menjadi gerbang utama yang menghubungkan pedagang-pedagang Tiongkok dan India. Komoditas yang diperdagangkan kala itu adalah rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkih, dan pala.
Hubungan dagang antara Indonesia/ Nusantara dan India terjadi sejak tahun 1 M. Hal tersebut berdasar cerita Ramayana dan Mahabharata yang ditulis pada abad II M, karena dalam kitab tersebut ditulis Pulau Sumatra (Suwarnabumi) dan Pulau Jawa (Jawadwipa). Dan didukung oleh peninggalan arkeologis  dengan ditemukannya berbagai benda peninggalan seperti gerabah, manik-manik, prasasti-prasasti yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta juga candi-candi.
Sedangkan agama Budha masuk ke Nusantara pada abad V M oleh pangeran Kashmir bernama Gunadharma. 
Menurut J.C. Van Leur dan O.W. Wolters hubungan dagang antara India dan Indonesia lebih dahulu berkembang dari pada dengan Tiongkok. sehingga terjadi percampuran budaya antara dua bangsa tersebut dan Indonesia mengenal agama Hindhu dan Budha.

4. Teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Nusantara

a. Teori Brahmana, Dikemukakan oleh Van Leur. Kaum brahmana diundang datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa dengan ajaran agama Hindu dan Buddha.
b. Teori Waisya, Dikemukakan oleh N.J.Krom, bahwa para pedagang yang beragama Hindu dan Buddha lah penyebar utama agama tersebut di Nusantara. Karena perdagangan pada jaman dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada angin, ketika para pedagang ini menetap di Nusantara, mereka memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada masyarakat.
c. Teori Ksatria, Dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C. Moens. Raja-raja yang kalah peperangan melarikan diri ke Nusantara untuk berlindung. Lambat laun mereka mendirikan kerajaan kembali di Nusantara dengan corak-corak yang berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha yang sebelumnya mereka anut.
d. Teori Arus Balik, Dikemukakan oleh F.D.K Bosch, Kaum terpelajar di Nusantara untuk berguru ke India. Setelah mereka berguru dan pulang ke Nusantara, mereka mulai menyebarkan agama baru yang mereka pelajari disana sebagai pemuka agama dan pendeta.
e. Teori Sudra, Dikemukakan oleh van Faber. Budak dari India datang ke Nusantara mereka berasimilasi dan berakulturasi dengan penduduk sekitar. 

B. Kerajaan-Kerajaan Maritim Nusantara Masa Hindu-Budha

1. Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya adalah nama kerajaan bercorak Budha berdiri pada abad VII di Sumatra. Sri berarti 'bercahaya' atau 'gemilang' dan wijaya berarti 'kemenangan'  sehingga Sriwijaya berarti 'kemenangan yang gilang gemilang'. Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit lokasi wanua (kota) Sriwijaya yang dipilih oleh Dapunta Hyang  terletak di Meander sebelah utara Sungai Musi. 
Masyarakatnya dikenal dekat dengan kehidupan sungai dan laut. Sriwijaya merupakan kerajaan yang bergantung pada perdagangan. Dalam prasasti Kota Kapur  (686 M) dijelaskan adanya upaya penguasaan terhadap Pulau Jawa. Hal ini tidak terlepas dari kepentingan perekonomian Sriwijaya. Dalam prasasti Kedukan Bukit (682 M) Dapunta Hyang berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara 20.000 orang untuk melakukan perjalan suci (siddayatra). Minangatamwan berada di daerah Riau, sehingga awal Sriwijaya berpusat di Riau beru kemudian pindah ke Palembang.Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Sriwijaya dengan mudah menguasai daerah-daerah disekitarnya. Oleh karena itu pada abad ke VII Sriwijaya berhasil menguasai jalur kunci perdagangan seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut jawa bagian barat.
Menurut N.J. Kroom Sriwijaya dapat berkembang dengan pesat karena:
  • Letak pelabuhan sangat setrategis sebagai tempat persinggahan dari Tiongkok dan India.
  • Pelabuhannya dijadikan sebagai pusat perdagangan barter yang dilakukan oleh pedagang Tiongkok dan India
  • Menjadi pusat perdagangan lokal yang akan dikirim ke Tiongkok dan India didukung adanya pemerintahan yang kuat.
Menurut I-tsing dalam kitabnya (688-695) menyebutkan bahwa Sriwijaya memiliki perguruan tinggi agama Budha yang cukup baik, karena disebutkan terdapat seribu orang biksu Budha. 
Penyebab runtuhnya antara lain :
  • Serangan Raja Dharmawangsa Kerajaan Kamulan, Jawa Timur pada tahun 990 M.
  • Negara-negara yang pernah ditakhlukkan banyak yang melepaskan diri.
  • Terdesak oleh kerajaan Thailand 
  • Serangan Raja Rayendra Cola dari kerajaan Cholamandala 2 kali yang tercatat dalam prasasti Tanjore.
  • Serangan Majapahit tahun 1477 M dan berhasilm menakhlukkan Sriwijaya

2. Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno berada di daerah yang dialiri sungai Progo, Bogowonto, dan Bengawan Solo meliputi Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Berlangsung selama 196 tahun (731-928). Sumber tertulis : Prasasti Canggal, Mantyasih, dan Prasasti Wanua Tengah III. Terdapat sekitar 17 raja dan raja yang memerintah lebih dari 20 tahun yaitu :
Raja Sanjaya (24 tahun) Rakai Panangkaran (38 tahun), Rakai Warak (24 tahun), dan Rakai Kayuwangi (30 tahun)
Pada abad ke X mataram dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur dikarenakan meletusnya gunung Merapi. Mpu Sindok membangun kembali kerajaan ini di Watugaluh sekarang Jombang, ditepi aliran sungai Brantas, dan raja setelah Mpu Sindok diantaranya adalah Dharmawangsa dan Airlangga.
Prasasti Gondosali (874 M) menjadi bukti bahwa pada masa itu telah ada saudgar atau nahkoda dari sebuah kapal besar dari melayu (Sumatra) yang berlabuh di pantai utara Jawa. Berdasarkan beberapa prasasti (Prasasti Sojomerto, Sangsang, Kamalgyan) dan temuan arkeologi, daerah Tegal , Pekalongan Brebes, dan Semarang diperkirakan pernah menjadi pelabuhan.
Pada 990 M, Dharmawangsa pernah menyerang Sriwijaya dan berhasil menguasai pesisir pantai Sriwijaya. Pada 1016 kerajaan ini mengalami pralaya atau malapetaka. Ketika putri Dharmawangsa dan Airlangga sedang berlangsung, tiba-tiba kota Watan diserbu Raja Wurawari dari Lwaram (sekarang Cepu, Blora) sekutu Sriwijaya. Darmawangsa dan selluruh keluarganya tewas, Airlangga berhasil lolos ke Wonogiri bersama pembantunya Mpu Narotama. Ia menjalani hidup sebagai petapa kemudian dinobatkan sebagai Raja oleh para pendeta tahun 1019 M dan membangun pusat kerajaan di Kahuripan, Sidoarjo kemudian pindah di Daha, Kediri.
Ia merupakan raja yang memiliki kemampuan keprajuritan yang tinggi dan disegani karena selalu melakukan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat, antara lain:
  • Membangun Bendungan Wringin Sapta pada 1037 untuk mencegah banjir musiman.
  • Memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh (dekat Surabaya) dan membangun pelabuhan Kembang Putih (dekat Tuban) sebagai pelabuhan berskala Internasional.
  • Mengembangkan seni sastra seperti kakawin Arjuna Wiwaha yang ditulis oleh Mpu Kanwa pada 1035 M.
  • Membangun jalan-jalan yang menghubungkan pesisir ke pusat kerajaan
Menjelang akhir pemerintahannya Airlangga membagi kerajaan menjadi dua bagian untuk putranya, yaitu Kediri/ Panjalu diberikan kepada Sri Samarawijaya dengan ibukota Daha, dan Jenggala kepada Mapanji Garasakan dengan ibukota Kahuripan . Hal ini dilakukan untuk menghindari pertumpahan darah karena perebutan tahta. Ia mengundurkan diri sebagai raja dan memilih menjadi pendeta berubah nama mejadi Resi Gentayu.

3. Kerajaan Singasari

Menurut Kitab Negarakertagama Singasari berada sebelah timur Gunung Kawi dengan Ibu Kota Kutaraja. Berdirinya diawali dengan sejumlah tragedi dan konflik internal. Kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan yang bersifat ekspansif ketika diperintah oleh raja terakhir yaitu Kertanegara (1268 - 1292). 
Kertanegara memiliki kemampaun olah keprajuritan yang tinggi dan gagasan ekspansi yang disebut dengan Dwipantara (dwipa berarti pulau, antara berarti luar atau seberang) yaitu menguasasi kerajaan-kerajaan yang ada di seberang.
Kertanegara putra Ranggawuni berhasil membawa Singasari ke masa kejayaannya. Banyak karya sastra yang ditulis oleh oenulis istana salah satunya Kitab Pararaton. Singasari memilki armada laut yang kuat, terbukti dengan pengiriman ekspedisi ke Melayu (Pamalayu) pada 1275 dan 1284 ke Bali. Ekspedisi Pamalayu memiliki tujuan khusus yaitu menjalin kerjasama pertahanan untuk menghadapi ekspansi Mongol dibawah Kubilai Khan ke Asia Tenggara.
Pada 1289 datang utusan Mongol yang dipimpin oleh Meng-Chi menyampaikan pesan dari Kubilai Khan agar Singosari mnyerah/ tunduk kepada Mongol. Kertanegara menolak bahkan menghina Kubilai Khan dengan memotong telinga salah satu utusan. Sehingga pada 1293 Kubilai Khan mengirimkan pasukan untuk menghukum Kertanegera. namun ternyata Kertanegara telah tewas dibunuh oleh Jayakatwang dari Kediri atas saran Bupati Sumenep Arya Wiraraja yang sakit hati karena mengkritik langkah ekspansi Kertanegara. Dengan meninggalnya Kertanegara berakhir pula kerajaan Singosari.

4. Kerajaan Majapahit 

Kerajaan Majapahit (1293-1500) berpusat di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur sekarang. Tanggal berdirinya saat Raden Wijaya (raja pertama) dinobatkan menjadi raja yaitu 10 November 1293. Raden Wijaya adalah menantu Kertanegara, yang berhasil mendirikan kerajaan baru di wilayah hutan Tarik dengan bantuan Bupati Ara Wiraraja. Kertanegara raja terakhir Singosari dibunuh oleh Jayakatwang dari Kediri. Ketika pasukan Mongol datang kembali untuk menghukum Kertanegara yang tidak mau tunduk kepada Raja Mongol Kubilai Khan, namun ternyata Kertanegara telah tiada. Raden Wijaya memanfaatkan kesempatan ini untuk bersekutu menghancurkan Kediri. Setelah mencapai kemenangan Raden Wijaya memaksa/ menyerang Mongol untuk mundur kembali ke negaranya.
Awalnya Majapahit merupakan negara Agraris namun ada beberapa faktor yang mendorong Majapahit menjadi Kerajaan Maritim :
Faktor Internal
1. Majapahit melanjutkan politik Dwipantara yang telah diawalai oleh Kertanegara, yang diperbharui dengan Sumpah Palapa oleh Gajah Mada
2. Memiliki pejabat tinggi yang mendukung dan mempunyai kemampuan kemaritiman seperti Gajah Mada dan Mpu Nala
3. Hasil pertanian terutama beras, sangat diminati kerajaan lain baik dijawa maupun di luar pulau Jawa
Faktor Eksternal
1. Meingkatanya jaringan internasional antara Asia Timur (Tiongkok), Asi Selatan (India), dan Arab.
2. Meningkatnya perdagangan di laut yang didukung oleh adanya pelabuhan perdagangan disekitar Asia Tenggara 
Setelah pemerintahan Raden Wjaya berakhir (1293-1309) ia digantkan oleh Jayanegara (1309-138) dengan kondisi dalam negeri yang banyak pemberontakan-pemberontakan. Disaat inilah muncukl nama gajah Mada sebagai pasukan Bhayangkara (pasukan pengawal raja) ia berhasil menyelematkan Jayanegara dari serangan Ra Kuti. Namun Jayanegara wafat ditangan Tancha, seorang tabib istana. Tancha dan Ra Kuti kemudian berhasil dibunuh oleh Gajah Mada dan Jayanegara digantikan oleh Tribuana Tunggadewi Jayawisnu Wardhani. Atas jasa-jasanya inilah Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubumi dan disaat inilah (1336) ia mengucapkan Sumpah Palapa. Menurut kitab Negarakertagama awalnya Gajah Mada ingin mempertahankan Jawa dari kemungkinan ekspansi negara-negara diluar Nusantara, maka ia melakukan upaya diplomasi mitrasatata (persahabatan)

2 komentar:

Astika Permatasari mengatakan...

Suruh catat yang ini semua pak ? 11ips 3

Risma Ananda Putra mengatakan...

Ya..dan belum semua

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons